IKLAN

2014/01/18

PESTISIDA





Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.

I.      Jenis-jenis Pestisida (Pengolongan Pestisida)

A.    Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya
     
      Insektisida
              adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan dan membasmi hampir semua jenis serangga. seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.

     Herbisida
            adalah bahan senyawa beracun yang digunakan untuk membunuh dan memberantas tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.

     Fungisida
               adalah bahan yangmengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi (jamur) atau cendawan. seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.

4.      Rodentisida
               adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membasmi berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.

      Akarisida atau yang sering disebut mitisida
              adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak, dan laba-laba.

B.     Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1           .      Racun fisik, misalnya minyak mineral berat.
2           .      Racun protoplasmik, misalnya logam berat.
3           .      Racun penghambat metabolik, misalnya Rotenon, HCN, dan HZS.
4           .      Racun saraf, misalnya senyawa fosfat organik dan analog DDT.

C.    Pestisida berdasarkan asal dan sifat kimianya

1          .      Pestisida Sintetik
          Adalah pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.
·         Anorganik           : Garam-garam beracun, seperti Arsenat dan Flourida
·         Organik   : Hidrokarbon ber Klor (Contoh DDT),  Fosfat Organik (contoh Parathion dan Malathion), serta Karbamat (contoh Carbaril dan Carbofuran)

2         .      Pestisida Hasil alam (alamiah)
        Adalah Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau                 binatang, misal : neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).  Nikotin, Pyrethroid, dan Rotenon

D.    Berdasarkan Reaksi

      1.      Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) :
      adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Contoh:Paraquad

      2.      Pestisida sistemik (Systemic Pesticide)
      Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh : Neem oil, Glyphospat
  
     3.      Racun Napas (gas) contoh H2S
4.      Racun perut

E.     Pestisida berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya pestisida digolongkan dalam bentuk tepung, butiran, bubuk yang dapat dilarutkan, cairan yang dapat dilarutkan, cairan yang dapat diemulsikan, Volume Ultra Rendah, Aerosol, umpan beracun, dll.

F.     Berdasarkan nama dan asal katanya, Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
1.      Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
2.      Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
3.      Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
4.      Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
5.      Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
6.      Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
7.      Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
8.      Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
9.      Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
10.  Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
11.  Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
12.  Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
13.   Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
14.  Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
15.  Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
16.   Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
17.  Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.

II.   Cara penggunaan Pestisida
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan/keracunan akibat penggunaan pestisida yang tidak benar, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
·            Petugas penyemprotan harus berbadan sehat, Tidak mempunyai kelainan kulit, luka terbuka, maupun penyakit saluran pernapasan.
·            Anak-anak, wanita hamil dan menyusui, dan kurang sehat tidak boleh ikut bekerja
·            Sebelum bekerja pekerja harus makan dan minum secukupnya.
·            Harus menggunakan pakaian pelindung, baju legan panjang dan celana panjang,sarung tangan, sepatu Boot tinggi, topi dan pelindung muka.
·            Bekerja tidak boleh sambil makan, minum dan merokok.
·            Pestisida Jangan sampai terhirup atau terkena kulit, mata, mulut, dan pakaian.
·            Penakaran, Pencampuran dan pengenceran pestisida dilakukan di tempat terbuka atau di ruangan yang berventilasi baik.
·            Pestisida dicampur sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Untuk pengenceran gunakan air yang bersih, Pengadukan dilakukan sampai rata secara hati-hati agar tidak tumpah dan memercik. Selama mencampur gunakan sarung tangan karet.
·            Alat semprot yang digunakan harus dalam keadaan baik dan tidak bocor. Dan untuk menghindari keracunan tanaman, alat semprot alat yang digunakan herbisida harus khusus tidak boleh digunakan pestisida lain, seperti fungisida dan insektisida
·            Sebaiknya pekerja tidak bekerja sendiri, terutama jika bekerja dengan pestisida yang sangat beracun misalnya Paraquad
·            Jika pestisida mengenai pakaian, kulit, mata atau bagian tubuh lainnya: Bersihkah segera degan air bersih dan sabun, jika terkena mata cuci dengan air bersih selama 15 menit
·            Bersihkan muka dan tangan dengan sabun sebelum beristirahat untuk makan, minum, maupun merokok
·            Jika terjadi gejala keracunan, segera berhenti bekerja dan beri pertolongan pertama, atau bawa ke dokter.
·            Setelah bekerja pakaian dan peralatan dicuci ditempat yang aman, dengan air bersih dan jauh dari sumur atau sumber air untuk keperluan hidup.
·            Kemasan kosong bekas pestisida segera dimusnahkan atau dikubur
·            Segera mandi setelah selesai bekerja

III.           Cara Menyimpan Pestisida
a.       Simpan pestisida ditempat yang aman(gudang terpencil), Terpisah dari pupuk, bahan makanan, dan sumber air.
b.      Tempat penyimpanan harus mempunyai ventilasi yang cukup, tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
c.       Beri tanggal pembelian untuk memudahkan pengenalan bahan kadaluwarsa, bisa dilakukan dengan prinsip FIFO (first in first out)
d.      Setiap jenis pestisida harur ditempatkan secara terpisah menurut kelompok masing-masing  (Herbisida, fungisida dan insektisida)
e.       Tempatkan pestisida dalam wadah aslinya atau pembungkus aslinya  dan tutup dengan rapat. Karena pestisida dapat rusak karena uap air, oksigen di udara, suhu yang relatif tinggi, sinar matahari dan air sehingga efektifitasnya berkurang bahkan hilang.
IV.           Pertolongan Pertama Keracunan Pestisida
Pestisida dapat memasuki tubuh melalui pori-pori kulit, saluran pernapasan, serta mulut dan saluran pencernaan.
a.       segera berhenti bekerja Jika terjadi gejala keracunan mulai timbul.
b.      Jika terkena kulit dan rambut segera cuci dengan air bersih yang banyak dan disabun. Segera ganti pakaian
c.       Jika terkena mata cuci dengan air bersih secara terus menerus selama 15 menit atau lebih
d.      Jika pestisida terhisap, bawa korban ketempat terbuka yang berudara segar dan pakaian yang ketat dilonggarkan, Badan dibaringkan dengan dagu agak terangkat ke atas supaya bebas bernapas.
e.       Jika tertelan dan korban masih dalam keadaan sadar, usahakan korban sampai muntah, hingga berupa cairan jernih.
f.       Jika penderita tidak sadar usahakan saluran pernapasan tidak tersumbat. Jika pernapasan berhenti berikan pernapasan buatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POPULER