Larutan didefinisikan sebagai
·
campuran
dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia
setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah.
· homogen
menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada
bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran.· Sifat-sifat
fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi sifat-sifat
kimianya tidak berubah.
Contoh:
- Larutan dari campuran alkohol dan air. Sifat fisika dan kimia setiap zat tidak berubah.
- Larutan dari campuran gula pasir dan air. Sifat fisika gula berubah dari kristalin menjadi molekuler, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.
- Larutan dari campuran NaCl dan air. Sifat-sifat fisika NaCl berubah dari kristalin menjadi ion-ionnya, tetapi sifat kimia NaCl tidak berubah.
Berdasarkan daya hantar listrik larutan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Larutan Elektrolit yaitu Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik, Contoh:
larutan asam sulfat, natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka, dan amonium
hidroksida.
2.
Larutan
non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, Contoh: larutan
gula dan larutan urea.
A. Teori Ion Svante August Arrhenius
Menurut Arrhenius, menyimpulkan
- Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas. ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya.
- Larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat non-elektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat
elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya
dapat menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion
bermuatan listrik. Zat nonelektrolit
adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk
molekul. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.
B.
Senyawa ion dan Senyawa kovalen polar
1. Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terbentuk
dari ikatan ion (serah terima elektron), misalnya NaCl terdiri atas ion Na+
dan ion Cl-. Dalam wujud kristal (Padatan) ion-ion tidak dapat bergerak bebas (diam pada
tempatnya) sehingga dalam wujud padatan senyawa ionik tidak menghantarkan
listrik, Tetapi jika dilelehkan atau
dilarutkan, maka ion-ionnya dapat bergerak bebas, sehingga lelehan dan larutan
senyawa ion dapat menghantarkan listrik
2. Senyawa kovalen Polar
Senyawa kovalen terdiri dari
molekul-molekul yang bersifat netral, dan tidak dapat menghantarkan listrik.
Namun pada senyawa kovalen polar seperti H2O, HCl, dan CH3COOH
dapat menghantarkan listrik, karena pada senyawa kovalen polar jika dilarutkan
dalan air dapat mengalami ionisasi, yang disebabkan antara molekul polar
terdapat gaya tarik menarik yang dapat memutuskan ikatan tertentu dalam
molekul.
Kesimpulan
- Bahwa senyawa ion dalam wujud padatan bersifat non –konduktor, dan dalam wujud lelehan serta larutann bersifat konduktor.
- Sedangkan Senyawa kovalen polar dalam wujud padatan maupun lelehan bersifat non-konduktor, pada larutan sebagai konduktor
C. Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Berdasarkan kuat-lemahnya
daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
- Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna. Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada elektrode. Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
- Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak sempurna). Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada elektrode. Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Derajat Ionisasi
Banyak sedikitnya zat
elektrolit yang meng-ion, dapat dinyatakan dalam derajat ionisasi yaitu
perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.
Jumlah zat yang meng ion
É‘ = -------------------------------------------
jumlah zat mula-mula
Contoh soal :
Sebanyak 0,1 mol asam
asetat dilarutkan dalam 1 liter air, Jika 0,001 mol asam itu meng ion, maka
derajat ionisasi (É‘)
nya adalah
Jumlah zat yang meng ion 0,001
É‘ =
------------------------------------------- = --------------------- = 0,01
jumlah zat mula-mula 0,1
Jika semua zat meng-ion, maka derajat ionisasinya = 1 , sedangkan jika tidak ada yang mengion
derajat ionisasinya = 0, sehingga batas derajat ionisasinya adalah 1 > É‘ > 0
Perbedaan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah dan
Non-elektrolit
No
|
Larutan Elektrolit Kuat
|
Larutan Elektrolit Lemah
|
Non-elektrolit
|
1
|
Dalam
larutan terionisasi sempurna
|
Dalam
larutan terionisasi sebagian
|
Tidak terionisasi
|
2
|
Jumlah
ion dalam larutan sangat banyak
|
Jumlah
ion dalam larutan sedikit
|
berbentuk
molekul
|
3
|
Menunjukkan
daya hantar listrik kuat
|
Menunjukkan
daya hantar listrik lemah
|
Tidak
menghantarkan listrik
|
4
|
Derajat
ionisasi mendekati 1
|
Derajat
ionisasi < 1
|
0
|
5
|
Pada
Uju elektrolit Nyala lampu terang dan banyak timbul gelembung
|
Pada
Uju elektrolit Nyala lampu redup dan sedikit gelembung
|
Pada
Uju elektrolit lampu tidak menyala tidak ada gelembung
|
D. Reaksi
ionisasi larutan elektrolit
Pedoman penulisan reaksi
ionisasi sebagai berikut.
1.
Elektrolit
Kuat
a. Asam kuat
HxZ(aq) ` → x H+(aq)
+ Zx–(aq)
Contoh:
•
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
•
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
•
HNO3(aq) → H+(aq) + NO3-(aq)
b.
Basa kuat
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + x(OH)-(aq)
Misalnya
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) +
2 OH–(aq)
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)
c.
Garam
MxZy(aq)
→ x My+(aq)
+ y Zx–(aq)
Misalnya
NaCl(aq)
→ Na+(aq)
+ Cl–(aq)
Na2SO4(aq)
→ 2Na+(aq)
+ SO42–(aq)
Al2(SO4)3(aq)
→ 2
Al3+(aq) +
3SO42–(aq)
2.
Elektrolit
lemah
a.
Asam
lemah
HxZ(aq) ® x H+(aq) + Zx–(aq)
Contoh:
CH3COOH(aq) ® H+(aq)
+ CH3COO–(aq)
b.
Basa
lemah
M(OH)x(aq) ® Mx+(aq)
+ x OH–(aq)
Contoh:
NH4OH(aq) ® NH4+(aq) + OH–(aq)
Al(OH)3(aq) ® Al3+(aq)
+ 3 OH–(aq)
Fe(OH)2(aq)
® Fe2+(aq)
+ 2 OH–(aq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar